Presensi Daring Belum Kewajiban
Written By Marfuah Latief on Selasa, 29 April 2014 | 15.35
Pemberlakuan kebijakan presensi dalam jaringan (daring) yang dimulai sejak 3 Maret 2014 belum merupakan kewajiban. Pembantu Rektor bidang Akademik dan jajarannya beserta Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) akan melakukan monitoring lapangan terkait visibilitas dari penggunaan presensi daring.
Sebagaimana dinyatakan Pembantu Rektor bidang Akademik Agus Wahyudin bahwa pemakaian presensi manual masih diperbolehkan. “Jika terdapat beberapa dosen yang tidak memungkinkan untuk melakukan presensi daring diberi kelonggaran untuk presensi manual,” terangnya (5/3).
Kurangnya access point pada beberapa gedung merupakan kendala saat awal penerapan kebijakan presensi daring. “Tiap gedung diharapkan memiliki minimal 2 access point per lantai,” tambahnya. Agus menambahkan peningkatan jaringan wireless fixed (wifi) di seluruh Unnes akan dilakukan guna menunjangnya.
Terkendala Koneksi Internet
Shanti Oktavilia, dosen jurusan Ekonomi Pembangunan mengungkapkan presensi daring perlu banyak penyesuaian, karena masih ditemui berbagai kendala yang dihadapi dosen. Ia berharap presensi daring tidak menjadi sistem yang abu-abu, yang mana semuanya harus sudah dipersiapkan secara penuh.
Menurut Shanti, presensi daring merupakan langkah maju dari Unnes sehingga ukuran kinerja menjadi lebih jelas dan objektivitas menjadi tinggi. Dia menyayangkan beberapa jaringan wifi yang kurang memadai. “Belum lagi kalau listrik mati, akibatnya malah menghambat proses perkuliahan,” katanya.
Senada dengan itu, Dosen Geografi Ananto Aji mengatakan presensi daring membuat tertib administrasi, kuliah dan presensi terpantau dan disiplin dosen serta mahasiswa terkontrol. Ananto menyatakan wifi masih menjadi kendala utama. “Jika wifi mati, presensi manual dan modem jadi penyelamat. Saya memaklumi hal itu, karena ini baru proses transisi,” jelasnya.
Memang perlu proses dan evaluasi terutama terkait wifi. Kesiapan dari dosen juga belum optimal, terbukti masih adanya beberapa dosen yang menggunakan presensi manual. M. Najmul Af’ad mahasiswa jurusan Sosiologi dan Antropologi menekankan perlunya pertimbangan dari banyak pihak.
“Langkah jitu ini hendaknya perlu dioptimalkan dengan kerja sama seluruh pihak Unnes. Dengan begitu, semoga Unnes dapat menjadi salah satu universitas percontohan presensi daring di Indonesia,” tuturnya.
Arielila Utomo, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia menyatakan kaget ketika mendengar sistem baru tersebut. Menurutnya, tidak ada sosialisasi mengenai presensi daring dari pihak jurusan, fakultas maupun universitas kepada mahasiswa.
Memenuhi Syarat
Alfath Yanuarto, Koordinator Divisi Layanan TIK menyatakan presensi mahasiswa sebenarnya merupakan otonomi dosen. Jika dosen ingin mengganti absensi kehadiran mahasiswa, kata Alfath, akan dimudahkan dengan presensi daring. Hal ini karena adanya wewenang dosen untuk melakukan hal tersebut.
Model presensi berbasis web ini dipilih dari berbagai kajian literatur dan melakukan perbandingan dengan kampus-kampus lain. “Ada yang menerapkan dengan kartu identitas, ada yang pakai finger print. Namun, model presensi daring ini yang paling cocok setelah dipertimbangkan,” ujarnya.
Dalam presensi daring ada beberapa syarat kondisi yang harus terpenuhi, yaitu akses internet atau wifi sudah menjangkau ruang kelas dan kelengkapan alat untuk memasukan presensi itu sendiri. Jika wifi belum sampai ke ruang kelas, bisa menggunakan presensi manual.“Nanti akan dicari solusinya dengan melihat keluhan-keluhan yang ada di lapangan,” terangnya. (Ayu, Aris, Dewi, Khusnul, Irkham, Mazid, Qismi)
Prodi Baru Menuju WCU
Written By theme magz on Kamis, 03 April 2014 | 15.06
Beberapa program studi (prodi) baru dibuka Unnes pada awal tahun 2014. Program baru tersebut terdiri atas 4 program magister dan 3 program doktor.
Prodi baru untuk program magister antara lain Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Fisika, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Sedangkan untuk program doktor, antara lain Pendidikan Matematika, Pendidikan IPA, dan Bimbingan Konseling.
Pembukaan program baru tersebut berkaitan dengan Visi Unnes, khususnya untuk menjadi Universitas kelas internasional. Dalam rangka mencapai Visi tersebut, Unnes membentuk 3 program pokok berupa program jangka pendek (tahunan), jangka menengah (empat tahunan) dan jangka panjang (10 tahun atau lebih).
“Pembukaan prodi baru ini masuk dalam rencana strategis empat tahunan yang merujuk pada rencana jangka panjang untuk mencapai Unnes konservasi, internasionalisasi, dan sutera,“ ungkap Agus Wahyudin, PR I bidang akademik saat ditemui di gedung Rektorat Rabu (5/3).
Pembukaan prodi baru Program Pasca Sarjana ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan program pendidikan jenjang magister dan doktor. “Tujuan jangka panjang dari pembukaan prodi-prodi baru ini di antaranya untuk memenuhi kebutuhan nasional akan doktor baru dan magister baru,” paparnya.
Selain program pasca sarjana, program S1 juga membuka prodi baru yaitu Pendidikan IPS. Agus menambahkan pembukaan prodi Pendidikan IPS sudah diajukan sejak lama, tetapi surat izin dari dikti belum juga turun sampai sekarang. Diperkirakan izinnya akan turun dalam waktu dekat karena semua tahapan sudah dilalui. Khusnul, Dewi
Prodi baru untuk program magister antara lain Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Fisika, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Sedangkan untuk program doktor, antara lain Pendidikan Matematika, Pendidikan IPA, dan Bimbingan Konseling.
Pembukaan program baru tersebut berkaitan dengan Visi Unnes, khususnya untuk menjadi Universitas kelas internasional. Dalam rangka mencapai Visi tersebut, Unnes membentuk 3 program pokok berupa program jangka pendek (tahunan), jangka menengah (empat tahunan) dan jangka panjang (10 tahun atau lebih).
“Pembukaan prodi baru ini masuk dalam rencana strategis empat tahunan yang merujuk pada rencana jangka panjang untuk mencapai Unnes konservasi, internasionalisasi, dan sutera,“ ungkap Agus Wahyudin, PR I bidang akademik saat ditemui di gedung Rektorat Rabu (5/3).
Pembukaan prodi baru Program Pasca Sarjana ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan program pendidikan jenjang magister dan doktor. “Tujuan jangka panjang dari pembukaan prodi-prodi baru ini di antaranya untuk memenuhi kebutuhan nasional akan doktor baru dan magister baru,” paparnya.
Selain program pasca sarjana, program S1 juga membuka prodi baru yaitu Pendidikan IPS. Agus menambahkan pembukaan prodi Pendidikan IPS sudah diajukan sejak lama, tetapi surat izin dari dikti belum juga turun sampai sekarang. Diperkirakan izinnya akan turun dalam waktu dekat karena semua tahapan sudah dilalui. Khusnul, Dewi