Kamis, 18 Desember 2014

Karyaku di BP2M Unnes part I

Apakah Masih (Merasa) Salah Jurusan?

Written By Pers Unnes on Kamis, 04 September 2014 | 16.17

image : http://dinaralwaysdinar.blogspot.com/
Oleh Khusnul Khotimah

Do what you love. Love what you do.
Suatu ketika, seorang kawan merasa dirinya salah kamar, eh, maksudku salah jurusan. Ternyata tak hanya dia, beberapa kawan lainnya merasakan hal serupa. Tampaknya dari beberapa ribu mahasiswa (baru) yang masuk ke Perguruan Tinggi (PT) ada saja yang merasa salah jurusan. Barangkali hal ini disebabkan belum dimilikinya visi dan orientasi jelas dalam diri (calon) mahasiswa.

Sebagian mahasiswa yang (merasa) salah jurusan melampiaskan penyesalannya dengan bolos kuliah atau pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri. Namun, ada juga mahasiswa yang bertahan menghadapinya dengan terus belajar meskipun mengalami tekanan batin. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Weiten (1995 : 215) bahwa terdapat dua kemungkinan tingkat penyelesaian masalah diri terhadap keputusan salah jurusan setiap mahasiswa.

Respon perilaku yang muncul dalam penyelesaian masalah tersebut merupakan sebuah proses adaptasi. Pertama, menghadapi secara langsung (fight), kedua adalah menghindar (flight). Ada yang merasa salah jurusan tapi mampu belajar dengan baik karena dasar atau kemampuannya memang cukup membuatnya lulus dengan baik. Ada juga yang bertahan, namun kemampuan tidak mendukung, sehingga membuat kuliah terbengkalai. Atau justru meminta pindah jurusan dan atau mengikuti tes seleksi masuk Perguruan Tinggi (PT) di tahun berikutnya.  

Dalam jurnal INSAN media Psikologi, Fara Sofah Intani dan Endang R.Surjaningrum dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya menuliskan, mahasiswa yang (merasa) salah jurusan biasanya menghadapi masalah-masalah seperti problem akademis, problem psikologis dan problem relasional. Saat mahasiswa (merasa) salah masuk jurusan, maka akan terjadi konflik dalam dirinya. Konflik tersebut bisa berupa konflik akademis -yang membuat sulit belajar, bolos kuliah, IPK jelek- maupun konflik psikologis yang mengakibatkan depresi, stres, atau bahkan mengisolasi diri.

Ketika seorang mahasiswa (merasa) salah masuk jurusan, ada beberapa hal yang bisa ditempuh untuk menghadapi atau memperbaikinya. Segera identifikasi hambatan yang bisa dianggap dapat mengganggu jalannya perkuliahan, seperti: saya belum nyaman dengan jurusan ini karena saya merasa belum banyak memiliki teman, jadi solusinya minimal saya harus berani berkenalan dengan satu orang pada setiap harinya.
Selanjutnya, bukalah pikiran dengan orang lain tentang masalahmu. Mencari tahu kelebihan jurusan yang kita pilih juga dapat memperkuat alasan kita, bahwa kita tidak salah memilih jurusan, sekadar berbagi dengan kakak tingkat yang berprestasi, juga menjadi salah satu penguat alasan bahwa kita tidak salah jurusan. Asal tahu caranya maka semuanya akan mudah dilakukan dan bermanfaat. Terpenting, perbaiki niat. Do what you love. Love what you do


Sekadar Permudah Prosedur Pemilihan

Written By Pers Unnes on Jumat, 13 Juni 2014 | 18.23

Suwito Eko Pramono merupakan satu dari lima calon rektor Unnes periode 2014-2018Ia mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai impian untuk menjadi pejabat tertinggi di Unnes. “Saya khawatir jika dibiarkan tidak ada yang mau mencalonkan diri,” jelasnya saat ditemui di ruang C2 112, Minggu (25/5).
Pencalonan dirinya sebagai calon rektor Unnes, lanjut Suwito, sebatas ingin mempermudah prosedur pemilihan. “Unnes memiliki banyak profesor, tetapi tidak ada yang mendaftar karena takut tidak mendapat suara. Padahal pemilihan mensyaratkan setidaknya terdapat minimal tiga calon yang lolosseleksi administrasi,” ungkapnya.
Tidak ada visi dan misi khusus yang akan diterapkan apabila Suwito terpilih.Menurutnya, yang diperlukan oleh Unnes adalah perbaikan dan penjelasan indikator-indikator capaiannya untuk menuju universitas yang sehat, unggul, dan sejahtera serta bertaraf internasional.

Kurang Transparansi
Pelaksanaan pemilihan rektor, menurut Suwito, kurang transparansi mengingatterdapat ketidaksesuaian jadwal dan ketidakjelasan pemberitahuan. “Tanggal 22 Mei,seharusnya dilaksanakan pemaparan visi dan misi calon rektor. Namun, saya tidak mendapat panggilan dan pembatalan resmi dari pihak terkait. Pengundurannya pun saya tidak tahu. Tentu saya tidak menyalahkan siapa-siapa, hanya saja seharusnya tidak seperti itu,” kata Suwito tanpa tiding aling-aling.
Walaupun tidak menyiapkan visi dan misi khusus, Suwito memiliki rencana yang akan  dilakukannya jika terpilih menjadi rektor. Salah satu rencana tersebut adalah penguatan posisi Unnes sebagai eks-IKIP. “Semua univeristas yang dulunya IKIP tidak boleh meninggalkan program kependidikan. FH-Unnes telah berdiri, bila selama dua tahun belum ada prodi kependidikan terancam ditutup,” terangnya (baca tanggapan Dekan FH Unnes). Sehubungan dengan hal tersebut, Suwito mengatakan belum ada kesiapan sistem dalam melihat posisi Unnes sebagai LPTK.
Beberapa strategi telah disiapkan Suwito dalam rangka penguatan posisi Unnes. Pertama, nation’s competitiveness, menghasilkan mahasiswa yang berkompeten dan memiliki daya saing. Keduaacademic atmosphere, mengembangkan suasana budaya akademik yang tinggi. Ketiga, organization health, membangun organisasi yang akan membentuk jiwa orang yang didalamnya sehat. Keempat,culture organization artinya tercapainya sosiabilitas dan solidaritas.Khusnul, Reshita

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.